Ikan Konsumsi Milik UPTD BBIAT Cimahi Diburu Konsumen, Ini Sebabnya
Admin 13/05/2020 08:57 WIB
CIMAHI - Ikan
konsumsi jenis nila yang dikelola Unit Pelaksana Teknis Daerah Balai
Benih Ikan Air Tawar (UPTD BBIAT) pada Dinas Pangan dan Pertanian Kota
Cimahi laris manis diburu konsumen dimasa Pembatasan Sosial Berskala
Besar (PSBB). "Ikan konsumsi paling diburu, kebanyakan nila. Khususnya sejak diberlakukannya PSBB," ungkap Pelaksana Tugas (Plt) Kepala UPT BBIAT pada Dinas Pangan dan Pertanian Kota Cimahi, Mochamad Taufik, Selasa (12/5/2020).
Dikatakan
Taufik, konsumen yang memburu ikan konsumsi untuk ketahanan pangan itu
berasal dari berbagai daerah di Bandung Raya. Seperti Kota Cimahi, Kota
Bandung hingga Kabupaten Bandung Barat (KBB).
Untuk
menambah ketersediaan ikan konsumsi, kata dia, pihaknya berencana
menjalin kerja sama dengan balai hingga peternak ikan di daerah lain.
"Jadinya kita sekarang kehabisan stok. Satu-satunya jalan kita kerja
sama dengan balai atau petani daerah lain," kata Taufik.
Dibalik
larisnya ikan hias, penjualan ikan hias ekspor malah terhambat akibat
pandemi Covid-19. Seperti ikan hias jenis prontosa. "Penjualan jadi
kesendat. karena eksportir, jadi ketahan disuplay," ujarnya.
Penjualan
ikan konsumsi dan ikan hias dimulai digarap sejak tahun 2018, yang
mengacu pada Peraturan Daerah (Perda) Kota Cimahi Nomor 3 tahun 2017
tentang Retribusi Jasa Usaha. Hasilnya masuk Pendapatan Asli Daerah
(PAD) Kota Cimahi.
Dalam
Perda itu, nilai jual berbagai benih dicantumkan. Seperti ikan lele
harga terendahnya Rp50/ekor untuk ukuran larva, sedangkan harga
tertinggi adalah ukuran 9-12 cm yang dipatok Rp400/ekor. Kemudian, benih
ikan nila yang dijual sesuai ukuran.
Harga
terendah benih lele ukuran larva ialah Rp25/ekor. Sedangkan harga
tertinggi Rp200/ekor untuk ukuran 9-12 cm. Untuk ikan mas, harga
terendah adalah Rp50/ekor untuk ukuran larva. Sedangkan harga tertinggi
Rp250/ekor untuk ukuran 9-12 cm. Ikan hias frontosa dijual
Rp150.000/ekor dan Mas Koki Ranchu yang dijual Rp150.000/ekor.
"Dari
benih nilai 20 persen, beni lele 15 persen, ikan hias 23 persen,
afkiran nila dan lele yang kurang produktif 42 persen," sebut Taufik.
Untuk tahun ini, kata dia, pihaknya menaikan target retribusi penjualan benih ikan menjadi Rp60.175.500.
Naiknya target itu sudah disesuaikan dengan potensi pasar. Apalagi,
BBIAT mulai tahun ini sudah menyiapkan benih ikan baru untuk
dibudidayakan.
"Target
triwulan pertama sesuai harapan, realisasinya sudah mencapai Rp 12 juta
lebih. Kita bisa per bulan sekitar Rp 5 juta," beber Taufik.
Budiadaya
ikan hias sendiri akan menjadi prioritas utama untuk dikembangkan.
Namun, akan disesuaikan dengan kondisi alam dan pasar yang terbarukan.
Seperti duboisi, cupang dan guppy.
Taufik
melanjutkan, berbagai potensi budidaya ikan hias itu rencanakan akan
dimasukan ke dalam revisi Perda (Perda) Kota Cimahi Nomor 3 tahun 2017
tentang Retribusi Jasa Usaha. Termasuk harga yang rencananya akan ada
perubahan.
"Kita pengembangan ikan kolidoras terbaru. Kita akan perubahan Perda," tandas Taufik.